Saturday, February 3, 2024

Panggung Sandiwara Pilpres 2024

 Panggung Sandiwara Pilpres 2024












Drama politik yang terjadi menjelang pilpres 2024 ini sesuai dengan isi sair lagu “Panggung Sandiwara” yang dinyanyikan Ahmad Albar, vokalis band “God Bless”yang pernah tersohor, “Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah…”

Popularitas Jokowi tiba-tiba menukik tajam, para pendukung yang dulu berjanji berjuang bersama Jokowi untuk menghadirkan pemerintahan yang berpihak kepada rakyat tiba-tiba menjadi lawan Jokowi. 

Dengan alasan ketakutan kembalinya kekuatan orde baru yang absolutis melalui dinasti Jokowi yang kini menjadi berita utama diberbagai media, baik dalam negeri maupun luar negeri, secara khusus ketika keputusan MK, dan keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), suara kekecewaan, marah, benci memenuhi ruang publik.

Cinta dan Benci

Cinta dan Benci menjadi pesan drama yang kita tidak tahu siapa sutradarnya. Serangan terhadap Jokowi tiba-tiba saja muncul secara berantai, rupanya cinta berlebihan terhadap Jokowi berbalik meluap menjadi kebencian. Ungkapan kemarahan, kekecewaan menggantikan pujian selangit yang pernah dikumandangkan untuk Jokowi.

Hubungan PDIP dan Jokowi yang mulai retak  membuat serangan terhadap Jokowi kian bertubi-tubi. Apalagi Tim pemenangan partai melibatkan para presenter kondang yang terbiasa menggelar press release untuk memengaruhi massa, membentuk opini publik. Disana juga ada figur yang pernah mendapat julukan "peternak LSM", yang memberikan bantuan dana dalam dan luar negeri untuk mereka yang menyebut diri pejuang demokrasi. 

Kita tentu berharap kerja keras mereka bukan hanya untuk tampil untuk mendapatkan peluang menikmati kue kekuasaan dari capres yang mereka dukung.

Youtuber-youtuber kondang pencinta Jokowi, kini banyak yang beralih menjadi pembenci Jokowi, dengan Jargon politik dinasti, maka seluruh keluarga dan kerabat dekat Jokowi menjadi sasaran tembak. 

Apakah dengan alasan mereka mewakili suara publik, suara mayoritas mereka bisa berbuat semaunya? Jangan terjebak cinta buta, dan kemarahan buta, tataplah Indonesia dengan ratusan juta orang di dalamnya, kita berharap tujuan bersama Indonesia menjadi tujuan utama, bukannya sekadar menghabisi mereka yang dibenci, apalagi mereka juga pernah dicinta.

Tidak tanggung-tanggung  beberapa tokoh yang menyebut diri tokoh nasional berkumpul menyampaikan kekuatirannya baru-baru ini di Rembang, Peristiwa seperti ini jamak terjadi sebelum pernyataan dukungan para aktifis dan tokoh-tokoh nasional itu terhadap pemerintahan Jokowi.

Kita tentu prihatin dengan kata-kata kasar yang diutarakan kepada orang nomor satu di Indonesia, ada banyak sindiran dan kata-kata kotor yang tak patut diutarakan kepada orang nomor satu di negeri ini. 

Kita berharap mereka yang kecewa, marah terhadap pemerintahan saat ini juga bertindak sesuai aturan yang berlaku. Jangan kalap mengungkapkan kekuatiran, kemarahan dan kekecewaan, utarakanlah dengan bijak dengan tujuan untuk kebaikan Indonesia.

Pada satu sisi saya berbesar hati, karena banyaknya orang yang sadar perlunya mengawal pemerintahan Jokowi agar pemerintahan Jokowi dapat berakhir sesuai mandat rakyat. 

Masyarakat perlu mengawal pemerintahan Jokowi agar pemerintah yang memiliki pedang itu menggunakan pedangnya untuk menegakkan keadilan, yang bermuara pada kesejahteraan rakyat Indonesia.

Rakyat perlu menjaga agar pemerintahan saat ini berhat-hati menjalankan amanat rakyat. Namun, pengungkapan kemarahan, kekecewaan, kebencian jangan menjadi lebih utama dibanding tugas mengawal agar demokrasi di Indonesia tidak terkubur dan menjelma menjadi politik dinasti, meskipun politik dinasti itu tidak pernah ada, karena pemilu ditentukan di kotak suara.

Drama politik yang terjadi saat ini tidak boleh dilihat hanya dari satu sisi saja, boleh saja individu atau kelompok memandang bahwa drama politik saat ini tidak lagi menghadirkan nurani, meski nurani yang dimaksud tentu saja perlu diinterpretasikan secara hati-hati, karena suara nurani itu sendiri sangat subyektif, dan dipengaruhi banyak kepentingan serta ikatan-ikatan politik. 

Secara legal formal pencalonan Presiden dan wakil Presiden sudah memenuhi persyaratan KPU, dan mestinya secara legal formal tiga pasangan capres itu telah memenuhi ketentuan yang berlaku di KPU. Boleh-boleh saja ada kelompok yang ingin menuntut Jokowi, Anwar Usman dan KPU, tentunya perlu melewati jalur hukum yang berlaku. Vonis-vonis yang dilontarkan di publik perlu mengacu kepada ketetapan pengadilan.

Politik pemenangan pilpres itu banyak variabelnya, jangan cepat-cepat mengutarakan bahwa negara ini sedang menuju kehancuran, demikian juga jangan cepat-cepat mengatakan demokrasi telah mati di negeri ini. 

Bukankah suara-suara yang secara tidak sopan menyerang orang nomor satu dinegeri ini secara bersamaan juga menyakiti hati seluruh rakyat Indonesia?

Boleh-boleh saja melontarkan tuduhan Jokowi membangun politik dinasti, tetapi tidak perlu menyatakan bahwa tuduhan itu mutlak benar. Jangan lupa masih banyak orang dinegri ini yang mendukung Jokowi, dan mereka juga Indonesia.
https://www.binsarinstitute.id/2023/11/panggung-sandiwara-pilpres-2024.html /> Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia


http://dlvr.it/T2Fmdc

Friday, February 2, 2024

Apa Kabar Joki Jurnal Scopus?

Kabar merajalelanya Joki Jurnal terindeks Scopus, jurnal bereputasi internasional, jurnal nasional terindeks Sinta jika dibiarkan akan merugikan pendidikan tinggi di Indonesia, dan membuat pendidikan tinggi tak memiliki kemampuan melaksanakan tridharma pendidikan tinggi.




Pada awal saya menyelesaikan Doktor Penelitian dan Evaluasi Pendidikan saya bergairah menulis artikel ilmiah, kebetulan sejak tahun 2014 saya menjadi editor eksekutif Jurnal Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat, juga reviewer di beberapa jurna ilmiah dan jurnal pengabdian masyarakat.

Dalam waktu singkat lebih seratus dosen telah mengikuti pelatihan Penelitian dan penulisan karya ilmiah, baik pelatihan gratis yang saya lakukan di kantor saya, maupun pelatihan di kampus-kampus yang mengundang saya, secara khusus penulisan untuk publikasi jurnal ilmiah. Herannya prosentasi mereka yang bergairan menulis sangat kecil, tidak sampai 10 %.

Saya tercengang, bangga sekaligus heran ketika peringkat publikasi ilmiah Indonesia di Asia Tenggara meningkat menjadi peringkat ke-21, padahal sepuluh tahun sebelumnya di berada di urutan ke-54. Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura mengalami penurunan, Malaysia dari peringkat ke-23 menurun ke peringkat 24, sedang Singapura dari peringkat 40 menurun menjadi peringkat 41.  Lihat, Scientifik-Journal Rangking (SJR). 

Peningkatan publikasi ilmiah juga terjadi pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen. Untuk mendapatkan jabatan fungsional yang lebih tinggi, secara khusus lektor kepala dan Professor, dosen berlumba-lumba memiliki artikel yang di publikasikan di jurnal internasional khususnya yang terindeks scopus. 










Biaya yang digelontorlan tentu saja tidak sedikit. Malangnya, ada kabar dosen yang telah berhasil, menembus lektor kepala dengan syarat kecukupan publikasi artikel jurnal internasional, setelah meraih jabatan lektor kepala jurnalnya tidak ditemukan. Bisa jadi publikasinya pada jurnal predator yang kerap diumumlan scopus. 

Sebagai seorang editor eksekutif yang pernah mengikuti percepatan akreditasi jurnal nasional tentu saja saya paham, peringkat jurnal utmanya bukan pada kualitas isi artikel, tapi pada tata Kelola jurnal. Pada kondisi ini joki mengambil kesempatan, apalagi joki tersebut tentu mampu membangun hubungan dengan pengelola jurnal. Hadirlah publikasi pada jurnal scopus dan jurnal bereputasi minim kontribusi keilmuan, karena memang tanpa Penelitian mendalam.

Kita tentu prihatin, karya-karya penelitian di publikasikan pada jurnal OJS dengan tujuan agar karya-karya ilmiah itu berkontribusi bagi pengembangan keilmuan, yang akhirnya berguna memberikan solusi bagi persoalan masyarakat. Realitanya, meningkatnya publikasi ilmiah tidak berbanding lurus dengan meningkatnya kemampuan dosen menulis karya ilmiah, apalagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Keheranan saya terjawab, rupanya perjokian berperan penting dalam meningkatkan publikasi ilmiah pada perguruan tinggi di Indonesia, termasuk juga pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen. Secara khusus pengamatan saya adalah pada Prodi Pendidikan Agama Kristen yang memaksakan Penelitian kuantitatif tanpa mengajarkan statistik dengan baik. Saya menjumpai, ada kampus yang menekankan penguasaan aplikasi SPSS jauh lebih penting daripada penguasaan prosedur Penelitian.Apalagi ada yang menggunakan “Mix Methode” Penelitian R&D. 

Untuk melihat keanehan Penelitian di Prodi Pendidikan Agama Kristen silahkan menelusuri Tesis dan Disertasi di kampus-kampus itu. Ironisnya banyak dari mereka mengatakan itu arahan dari pemerintah. Dirjen Bimas Kristen, Kementerian Agama RI mungkin perlu memberikan klarifikasi atas kesalahan ini. Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen rupanya belum paham Otonomi Pendidikan Tinggi, dan mungkin juga pada beberapa tempat sulit dijumpai kebebasan akademik.

Hal lain yang mengerikan adalah kemajuan aplikasi yang membantu penulisan karya ilmiah, mulai dari alat bantu paraphrase, sampai pada Chat GPT yang bisa membuatkan karya ilmiah yang diminta, dan karya ilmiah itu tak terdekteksi Check Plagiarism. Jurnal terindeks Scopus dan Jurna terindeks Sinta yang menggunakan Bahasa Inggris dengan mudah ditembus karya-karya hasil Chat GPT.

Apakah pemerintah Indonesia masih tetap berkeras mempertahankan publikasi jurnal terindeks scopus dan jurnal terindeks Sinta 1dan 2 yang menggunakan Bahasa Inggris? 










Pemerintah perlu berpikir ulang, kebijakan syarat kecukupan publikasi jurnal terindeks sopus untuk kenaikan jabatan lektor kepala dan Professor . Pemerintah tidak boleh membiarkan perjokian merajalela. 

Publikasi Ilmiah yang tidak dihadirkan melalui penelitian-penelitian  mendalam tidak layak dipublikasikan pada jurnal bereputasi. Apalagi yang disebut jurnal bereputasi hanyalah tata Kelola jurnal yang tidak terkait langsung dengan kualitas artikel jurnal.

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

Dosen, Peneliti, Asesor Akreditasi Lamdik
https://www.binsarinstitute.id/2023/02/apa-kabar-joki-jurnal-scopus.html />

/**/
Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia


http://dlvr.it/T2C2y5

Wednesday, January 31, 2024

Teologi Ilmiah vs Klaim Absolut

 Apa yang saya maksudkan dengan teologi ilmiah? Tentu saja yang saya maksudkan dengan teologi ilmiah adalah segala usaha berteologi dengan menggunakan metode ilmiah. 



Tapi, teologi ilmiah itu saya tidak masukan dalam ranah sains semata, karena teologi ilmiah yang saya maksudkan ini adalah bersumber pada Alkitab.











(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});


Pada waktu kita membaca Alkitab, kita menemukan fakta-fakta(data), Konsep (hubungan antar fakta/data), dan prosedural, misalnya bagaimana tahapan atau prosedur seorang bisa percaya kepada Allah.
Pada saat seseorang mengerjakan teologi ilmiah, maka pencarian kebenarannya perlu didasarkan pada data-data dalam Alkitab. 
Persoalannya kemudian adalah pada waktu kita membangun konsep tentang hubungan fakta-fakta dalam Alkitab itu kita tidak bisa bergantung pada data-data hasil riset Alkitab kita yang terbatas, sehingga untuk merumuskan sebuah konsep Alkitab berdasarkan data-data Alkitab itu kita perlu membandingkannya dengan pengakuan-pengakuan iman sepanjang sejarah, dan juga pada pandangan pakar-pakar Alkitab sepanjang zaman. 
Berdasarkan apa yang saya jelaskan di atas dapat dipahami, bahwa doktrin, atau konsep yang kita bangun dari data-data Alkitab itu tidak absolut. 
Jika kita mengatakan teologi yang sedang kita kerjakan adalah teologi ilmiah, maka kita tidak boleh mengatakan hasil penggalian Alkitab itu absolut, tapi kita mesti sedia membandingkannya dengan pandangan orang lain, dan juga bersedia untuk temuan-temuan itu di uji oleh siapapun.
Mereka yang membaca Alkitab dari sudut pandang disiplin filsafat mesti hati-hati, karena filsafat itu sendiri merupakan metafisika, itulah sebabnya perdebatan filsafat hanya bergenit-genit pada teori.
 Jika kita membuat penelitian filsafat, pertanyaan penelitiannya itu bersifat metafisika, jadi tidak bisa diuji dengan data-data. Itulah sebabnya menurut saya, mereka yang belajar fiisafat juga perlu belajar penelitian empiris.
Kembali kepersoalan teologi ilmiah, apabila seseorang membangun teologi berdasarkan pada sudut pandang filsafat yang metafisik itu, maka bisa jatuh pada otonomi manusia, bukan otonomi Allah. 
Itulah sebabnya para apologet Kristen yang berlandaskan pada filsafat kerap merasa pandangannya paling rasional, yang lain dianggap tidak rasional, menurut mereka, karena tidak rasional itu pasti salah.
Jika kita belajar tentang logika sederhana, kita perlu menyadari bahwa semua premis mayor yang dirumuskan itu reduksi, karena generalisasi adalah reduksi. Karena itu semua turunan dari premis mayor, yaitu premis minor dan silogisme, itu relatif.
Menurut saya sudah waktunya kita perlu belajar dari yang lain, perlu menghargai domain ilmu yang berbeda. Usaha interdisiplin, transdisiplin, dan tidak boleh meminggirkan ilmu yang lain.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat 
https://www.binsarinstitute.id/2021/07/teologi-ilmiah-versus-klaim-absoluti.html  />





(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia


http://dlvr.it/T25wNn

Perlunya menguatkan kebersamaan

 






Kabar hadirnya badai di penghujung tahun baru 2023 tentu saja mendebarkan, banjir tahunan yang menjadi rutinitas tahunan kian meresahkan, khususnya para ibu yang tentunya terbayang betapa lelahnya membersihkan rumah dan peralatan rumah tangga setelah surutnya banjir.

Syukur badai yang di prediksi hadir tanggal 28 Desember tahun ini tidak terjadi. Apalagi BMKG memberitahukan bahwa yang terjadi hujan ekstrim, dan puncaknya pada 30 Desember. Repotnya di prediksi curah hujan ekstrim itu terjadi pada dini hari saat orang tidur nyenyak.

Kabar akan adanya hujan ekstrim bukan badai seperti yang dikabarkan peneiti BRIN memang cukup melegakan, tapi hujan ekstrim yang diprediksi turun pada beberapa daerah tetap saja menguatirkan, apalagi untuk daerah yang biasa terendam banjir.

Kami pun sudah mempersiapkan barang barang elektronik tertentu pada tempat yanf aman, seperti kulkas misalnya.

Pintu bagian depan dan belakang yang menjadi pintu masuk banjir ke dalam rumah telah kami buat tanggul, tanggul yang kurang kokoh kami periksa. Singkatnya antisipasi banjir sudah disiapkan.

Kalau hujan ekstrim terjadi malam hari, kami perlu menyiapkan tempat aman untuk kendaraan, ini salah satu persoalan yang tidak mudah, jika tidak dipersiapkan busa berebut lahan parkir kendaraan bermotor.

Menyambut tahun baru kali ini ternyata tidak mudah, setelah ibadan kehadiran Natal 100 persen diijinkan, kini kita perlu antisipasi datangnya banjir.

Harap saja pemerintah dan aparat terkait responsif dengan kabat BMKG, dan masyarakan perlu menguatkan kerja sama untuk mengantisipasi hujan ekstrim.

Kiranya kemanusiaan kita tergugah untuk menguatkan kebersamaan untuk kesejahteraan dan kedamaian bersama.





https://www.binsarinstitute.id/2022/12/menyambut-tahun-2023-dalam-badai.html /> Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia


http://dlvr.it/T25wBk

Tuesday, January 30, 2024

Ditinggalkan Allah

 Ditinggalkan Allah?

Religious

















Teriakan Yesus saat di salib, AllahKu...AllahKU...Mengapa Engkau Meninggalkan AKU....

menanamkan kesan mendalam bukan hanya perihal ngerinya hukuman dosa yang ditanggung Yesus di kayu salib, tapi itu adalah realitas kengerian nasib manusia yang meninggalkan Allah. 

Kegelapanm penderitaan, maut menjadi amat menakutkan. Syukurlah, ketakutan itu telah ditanggung oleh Yesus, dan kita tak perlu menerima hukuman kekal yatng amat mengerikan.

Pelukisan penyaliban Yesus amat mengerikan. Pelukisan rasa sakit yang dapat kita baca dalam ktab Injil tetap saja tak mampu menyingkapkan hakikat kengerian penderitaan Yesus. Makian yang tak patut diterima Yesus dari mereka yang menyalibkan Yesus, hingga kedasyatan alam yang merespons tragedi memilukan, menjadi misteri yang tak akan terkuak tuntas. Tetapi. semua itu hanya cukup menolong manusia mengetahui sedikit tentang besarnya kasih dan keadilan Allah. Siapa yang sanggup memahaminya?

Kegelapam yang menutupi sekitar penyaliban Yesus, Gempa bumi, hingga peristiwa tidak biasa terkait kebangkitan orang-orang kudus dari kubur, yang tak bisa kita pahami dengan sempurna, terkoyaknya tirai bait Allah. Semua kejadian dasyat itu menggetarkan mereka yang punta nurani. Tapi, bagi mereka yang bernafsu menyalibkan Yesus, kejadian tak biasa itu hanya menjadi pengganggu sementara,

Yesus memang tidak mati karena nafsu manusia yang ingin menyalibkannya, bukan juga karena kebuasan Iblis. Yesus mati karena kasih Nya. Keadilan Allah digenapi dalam kerelaan Yesus mati di salib untuk menebus dosa manusia. Siapa yang sanggup memahaminya?

Janganlah kiranya kita ditinggalkan Allah, karena kegeapana dan kengerian hukuman maut tak kuat kita menanggungnya, syukurlah Yesus Kristus telah menanggung hukuman dosa itu, dan kita tidak ditinggalkan Allah.


https://www.binsarinstitute.id/2023/04/ditinggalkan-allah.html />

Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia


http://dlvr.it/T23LXt

Kebangkitan Kristus

Setia Memberitakan Kebenaran 

Renungkan, Matius 28:1-20, Matius 27:64-65

Lebih mudah menyebarkan kabar bohong atau kabar yang
menyesatkan dibandingkan menyebarkan kabar yang benar. Meski kabar bohong akan
tetap ada dalam dunia ini, tetapi suara kebenaran yang disampaikan melalui
hidup yang benar akan mampu membongkar segala kebohongan. Karena itu, tetaplah
setia memberitakan kebenaran.

Kebangkita Kristus



Umat Kristen mengakui kebangkitan Kristus adalah
fakta, murid-murid Yesus menjadi saksi kebangkitan Kristus. Bukan itu saja,
karena imam-imam kepala kuatir murid-murid Yesus akan mencuri mayat Yesus dan
kemudian mengabarkan kabar bohong bahwa Yesus telah bangkit, maka mereka
menyiapkan pengawalan ketat atas kubur Yesus. Ada sepasukan tentara yang
menjaga kubur Yesus, dan ada batu besar yang menutupi kubur Yesus, sehingga dua
perempuan yang ingin mengunjungi kubur Yesus tidak mungkin menggulingkan batu
besar yang menutup kubur Yesus untuk mencuri mayat Yesus, demikian juga dengan
murid-murid Yesus.

Ketika Maria Magdalena da  maria yang lain mengunjungi kubur Yesus
menjelang menyingsingnya pajar pada hari perta minggu itu, “Maka terjadilah
gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang
ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk 
di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaianya putih bagaikan salju.
Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang
mati.”  Peristiwa itu melaporkan bahwa
dua orang perempuan dan para penjaga kubur Yesus merupakan saksi kebangkitan
Yesus. Itulah sebabnya umat Kristen percaya bahwa kebangkitan Yesus adalah
fakta atau berita yang benar.

Memperingati Paskah

Para imam kepala yang memimpin penyaliban Yesus
sebaliknya menciptakan kabar bohong. Dengan memberi uang suap kepada tentara
romawi yang menjaga kubur, imam kepala memerintahkan mereka untuk memberitakan
kabar bohong, “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam
dan mencuri-Nya ketika kami sedang Tidur” kabar bohong itu tersiar dengan cepat
diantara orang Yahudi pada waktu itu, bahkan cerita itu menyebar ke seluruh
penjuru dunia.

Kabar bohong tentang murid-murid yang mencuri mayat
Yesus tersebar dengan cepat meski tanpa bukti, sebaliknya kabar benar mengenai
kabangkitan Yesus masih berkutat disekitar murid-murid Yesus. Perintah untuk
mengabarkan peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus masih menunggu sampai
Tuhan sendiri memperlengkapi murid-murid dengan kuasa Roh Kudus untuk
memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus.

Menariknya, Yesus menekankan murid-murid untuk
menjadikan semua bangsa murid Tuhan bukan sekadar memberitakan kabar benar
untuk melawan kabar bohong yang sudah lebih dulu tersebar. Memberitakan kabar
benar tidak menjamin akan melenyapkan kabar bohong, karena kabar bohong akan
tetap ada sampai akhir dunia ini. Tapi orang-orang yang hidup dalam kebenaran
dapat membongkar topeng kebohongan dan memberikan kesempatan untuk setiap orang
mengikuti kabar benar.

Paskah adalah peristiwa penting, umat Kristen
mendapatkan kemampuan hidup benar dalam kebergantungan dengan kuasa kebangkitan
Kristus. Kuasa kebangkitan Kristus itu memampukan umat Kristen hidup benar dan
memuliakan Tuhan.





Kabar bohong akan terus ada, tapi kuasa kebangkitan
Kristus yang memampukan umat Kristen hidup benar mesti menjadi motivasi untuk
terus memberitakan kebenaran. Bisa jadi kita akan mengalami seperti apa yang
Yesus katakan, Apakah dengan memberitakan kebenaran aku menjadi musuhmu? 





https://www.binsarinstitute.id/2022/03/setia-memberitakan-kebenaran.html />





(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia


http://dlvr.it/T23LPf

Visi Keilmuan PTKKI

 





Visi Keilmuan Pendidika Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia (PTKKI )





Salah satu persoalan mengapa Sekolah Tinggi Teologi/Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia tidak memiliki jati diri yang jelas atau tidak mampu menjadi agen pengembangan ilmu teologi Kristen atau Rumpun ilmu agama Kristen  adalah masih belum jelasnya Visi keilmuan program pada institusi  PTKKI. 



Visi Keilmuan atau pengembangan keilmuan merupakan hal yang sangat penting, perumusan Rencana Induk Pengembangan Ilmu Pengetahuan itu seharusnya mendasari Rencana Induk Pengembangan Pembangunan sebuah PTKKI.

Lebih parah lagi, karena tidak mampunya banyak PTKKI membuat rencana induk pengembangan ilmu pengetahuan, maka Road Map Pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan sendirinya tak ada landasan bagi Rencana pengembangan Pendidikan dan pengajaran, demikian juga rencana pengembangan Penelitian dan pengabdian masyarakat, apalagi integrasi antara ketiganya.

Bagaimana mungkin PTKKII mampu mengintegrasikan Pendidikan dan pengajaran, Penelitian dan pengabdian mesyarakat jika tidak memiliki Rencana Induk Pengembangan Ilmu Pengetahuan? 

Itulah sebabnya Pada umumnya PTKKI di Indonesia untuk memenuhi standar minimum DIKTI merasa kepayahan, bahkan banyak keluhan terhadap 9 Standar Dikti yang menjadi acuan akreditasi saat ini.

Saya terheran-heran Ketika beberapa perkumpulan PTKKI menggelar pelaksanaan AUDIT MUTU INTERNAL (AMI) sebagai persiapan untuk memenuhi tuntutan akreditasi. Kenapa saya heran? Banyak mereka yang mengikuti AMI itu tidak paham dokumen mutu. Pertanyaan saya kemudian apa yang akan di audit para lulusan AMI itu?

Keheranan saya terbukti Ketika mereka yang lulus AMI dengan sertifikat Auditor itu ternyata tidak memiliki kontribusi bagi peningkatan sebuah PTKKI.

Sebelum AMI para dosen PTKKI juga banyak yang mencoba meyusun Dokumen Mutu. Banyak diantara mereka yang belajar itu tidak peduli dengan kebijakan terkait dengan SPMI, akibatnya adalah dokumen mutu yang ada di PTKKI hanya sebuah dokumen yang jauh dari pemahaman. Apalagi Ketika penyusun Dokumen mutu itu tak memahami kurikulum mengacu KKNI.

Hal lain yang menarik adalah bagaimana sebuah institusi Pendidikan Menyusun dokumen mutu, sedang mereka tidak memiliki Rencana Induk Pengembangan Ilmu Pengetahuan? 

Sebuah Institusi Pendidikan sejatinya memiliki identitas yang dituangkan dalam STATUTA. Berdasarkan STATUTA itulah Pendidikan itu bukan hanya perlu membuat rencana induk pengembangan bangunan kampus, tetapi juga pengembangan ilmu pengetahuan dari bidang ilmu yang ad di institusi itu.

Pengembangan Kampus perlu mengacu pada pengembangan ilmu pengetahuan, itulah sebabnya pengembangan ilmu pengetahuan yang didasarkan visi keilmuan itu perlu disusun secara tepat. Dengan adanya Rencana Induk Pengembangan Ilmu Pengetahuan itulah maka PTKKI dapat menetapkan kebijakan akademik, standar akademik, peraturan akademik, serta pedoman akademik. Dokumen-dokumen itu perlu ada untuk Menyusun Dokumen Mutu .

Kegagalan PTKKI Menyusun dokumen Pendidikan di atas membuat PTKKI tak mampu memenuhi tuntutan Akreditasi. Apalag sebelum akreditasi 9 Standar itu PTKKI merasa nyaman, karena dengan memasukkan dokumen akreditasi, dan lolos AK (Asesment Kecukupan)  apalagi kemudian dinyatakan akan ada AL (Assestment Lapangan) dan sudah pasti terakreditasi. Akibatnya banyak tersiar kabar penjualan Ijazah dari PTKKI yang terakreditasi namun tidak bermutu.

Tidak jelasnya Visi keilmuan PTKKI membuat PTKKI sulit lolos akreditasi standar 9. Mungkin karena tidak jelasnya Visi keilmuan PTKKI, maka Lembaga Akreditasi Mandiri keagamaan Kristen belum juga hadir di negeri ini. 

Saya pernah mendengar dari seorang Prof. Keagamaan, bahwa LAM Keagamaan telah siap berdiri, tapi hingga saat ini tidak ada kabarnya, bahkan DBK telah meminta pengunduran waktu ke BAN PT agar akreditasi Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen diharapkan tetap ke BAN PT sampai terbentuknya LAM Keagamaan. 

Timbul pertanyaan, ada apa dengan PTKKI? Bagaimana dengan kualitas mutu PTKKI? Bagaiman peran asesor Pendidikan keagamaan Kristen selama bertahun-tahun? Mengapa PTKII gagap dengan Akreditasi menggunakan 9 Standar? 




Dr. Binsar Antoni Hutabarat


https://www.binsarinstitute.id/2022/04/visi-keilmuan-ptkki.html />
Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia


http://dlvr.it/T23LGh

Binsar Antoni Hutabarat: Kebohongan Sekte Setan!

Binsar Antoni Hutabarat: Kebohongan Sekte Setan! :   Kebohongan Satanic atau Sekte Setan! Informasi terkair beredarnya kitab satanic yan...