Kultur Perdamaian
Kita mungkin harus belajar dari mereka yang mendasari pemikiran gerakan perdamaian yang lebih berkonsentrasi pada apa yang disebut kultur damai, yakni gagasan bahwa, betapapun ambisius dan hebatnya proyek perdamaian internasional, proyek ini tidak dapat diimplementasikan, kecuali, manusia sebagai individu dan hewan sosial, menjadi lebih berorientasi pada perdamaian, entah itu dalam negara atau ditingkat internasional.
Hadirnya perdamaian bukan merupakan konsekwensi dari pembentukan beberapa macam otoritas intergovermental yang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan. Perdamaian hadir sebagai hasil dari hubungan nilai individual dan hubungan sosial individual. Pendukung aliran ini mencakup Pacifism absolud, yakni komitmen individu nonkekerasan, yang diekspresikan oleh Mahatma Gandhi misalnya.
Kultur perdamaian juga diyakini oleh umat beragama. Kristen dan Islam mengakui bahwa dunia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. Tuhan Yang Esa tersebut juga berdaulat atas dunia ini, dan telah memerintahkan kepada kedua agama itu untuk hidup “mengasihi Allah dan sesamanya,”yang dikenal dengan sebutan kata bersama (common word). Maka manusai wajib hidup damai dengan sesamanya.
Dalam pesan tersebut juga dinyatakan bahwa sesungguhnya Umat Islam dan Kristen sama-sama mengakui adanya Allah yang esa dan kedua agama sama-sama diperintahkan untuk mengasihi Allah dan sesamanya, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”Mengembangkan kultur perdamaian dalam gerakan perdamaian merupakan sesuatu yang telah dikerjakan agama-agama sejak lampau. Pemikiran ini juga diimplementasikan dalam perjuangan gerakan perdamaian agama-agama lain. Panggilan untuk hidup rukun dan damai adalah panggilan semua agama.
Agama-agama memiliki tanggung jawab mulia, yakni menciptakan kedamaian di bumi, sebagaimana dikatakan oleh Hans Kung, “tidak mungkin ada kedamaian tanpa kedamaian di antara agama-agama. Sebagai seorang yang beragama, tidaklah patut berbicara tentang kedamaian tanpa berusaha untuk hidup damai dengan agama-agama lain. Berarti juga hidup berdamai dengan semua orang.
Semua negara di bumi ini harus mengakui bahwa semua manusia beragama di dunia ini, termasuk mereka yang sedang berseteru di Suriah, persaudaraan sejati dan perdamaian bersemayam dalam hati manusia beragama, hanya saja mata air persaudaraan dan perdamaian itu sedang tersumbat di Suriah. Kewajiban semua negara di dunia ini adalah mengupayakan bagaimana mata air persaudaraan dan perdamaian di Suriah bisa kembali mengalir, tentunya harus dengan cara-cara damai serta menjauhi kekerasan.
Binsar A. Hutabarathttps://www.binsarhutabarat.com/2023/02/kultur-perdamaian.html
https://www.bhi.binsarhutabarat.com/2023/02/kultur-perdamaian.html
Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SmmyB2
Thursday, April 20, 2023
Tuesday, April 11, 2023
Memahami arti Paskah
http://dlvr.it/SmHy2MKarya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SmHybT
http://dlvr.it/SmHybT
Monday, April 10, 2023
Yesus telah menanggung hukuman dosa manusia.
http://dlvr.it/SmFKzvKarya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SmFg2f
http://dlvr.it/SmFg2f
Sunday, April 9, 2023
Merayakan Paskah, menguatkan kebersamaan ciptaan Tuhan
http://dlvr.it/SmCNdJKarya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SmCftD
http://dlvr.it/SmCftD
Saturday, April 8, 2023
Merayakan Paskah dengan komitmen membangun hidup bersama yang lebih baik.
http://dlvr.it/Sm9jgTKarya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SmB0lH
http://dlvr.it/SmB0lH
Friday, April 7, 2023
Ditinggalkan Allah
Ditinggalkan Allah?
Teriakan Yesus saat di salib, AllahKu...AllahKU...Mengapa Engkau Meninggalkan AKU....
menanamkan kesan mendalam bukan hanya perihal ngerinya hukuman dosa yang ditanggung Yesus di kayu salib, tapi itu adalah realitas kengerian nasib manusia yang meninggalkan Allah.
Kegelapanm penderitaan, maut menjadi amat menakutkan. Syukurlah, ketakutan itu telah ditanggung oleh Yesus, dan kita tak perlu menerima hukuman kekal yatng amat mengerikan.
Pelukisan penyaliban Yesus amat mengerikan. Pelukisan rasa sakit yang dapat kita baca dalam ktab Injil tetap saja tak mampu menyingkapkan hakikat kengerian penderitaan Yesus. Makian yang tak patut diterima Yesus dari mereka yang menyalibkan Yesus, hingga kedasyatan alam yang merespons tragedi memilukan, menjadi misteri yang tak akan terkuak tuntas. Tetapi. semua itu hanya cukup menolong manusia mengetahui sedikit tentang besarnya kasih dan keadilan Allah. Siapa yang sanggup memahaminya?
Kegelapam yang menutupi sekitar penyaliban Yesus, Gempa bumi, hingga peristiwa tidak biasa terkait kebangkitan orang-orang kudus dari kubur, yang tak bisa kita pahami dengan sempurna, terkoyaknya tirai bait Allah. Semua kejadian dasyat itu menggetarkan mereka yang punta nurani. Tapi, bagi mereka yang bernafsu menyalibkan Yesus, kejadian tak biasa itu hanya menjadi pengganggu sementara,
Yesus memang tidak mati karena nafsu manusia yang ingin menyalibkannya, bukan juga karena kebuasan Iblis. Yesus mati karena kasih Nya. Keadilan Allah digenapi dalam kerelaan Yesus mati di salib untuk menebus dosa manusia. Siapa yang sanggup memahaminya?
Janganlah kiranya kita ditinggalkan Allah, karena kegeapana dan kengerian hukuman maut tak kuat kita menanggungnya, syukurlah Yesus Kristus telah menanggung hukuman dosa itu, dan kita tidak ditinggalkan Allah.
https://www.bhi.binsarhutabarat.com/2023/04/ditinggalkan-allah.html
Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/Sm7Fnf
http://dlvr.it/Sm7Fnf
Merindukan Perjamuan Kudus
Merindukan Perjamuan Kudus
https://www.bhi.binsarhutabarat.com/2022/10/merindukan-perjamuan-kudus.html
Sejak Covid melanda Indonesia dan dunia, Maret 2020 kami memasuki ibadah online. Jemaat yang ditahbiskan berdiri pada Februari 2020 harus berhenti menyelenggarakan ibadah onsite. Ibadah online dengan segala hambatannya dapat dijalani dengan baik. Hanya saja selama masa itu kami tidak pernah menyelenggarakan perjamuan Kudus.
Tahun ini 2022, jemaat mulai megadakan ibadah onsite, masih dengan berbagai hambatan yang tidak biasa kami alami sebelumnya. Syukur jemaat yang baru didirikan dan masih terbilang kecil ini memiliki kedekatan, tidak seperti jemaat yang besar dan tidak saling mengenal.
Minggu 30 Oktober 2022 itulah ibadah Perjamuan Kudus pertama yang diselenggatakan. diawali khotbah tentang makna Perjamuan Kudus dan bagaimana seharusnya jemaat menerima Prjamuan Kudus, jemaat dapat menikmati Perjamuan Kudus dengan pemahaman yang benar.
Setelah Ibadah Perjamuan Kudus, jemaat menggelar perjamuan kasih. kebersamaan dan keceriaan jemaat tampak terasa dalam sikap saling melayani. Kiranya Tuhan memelihara JemaatNya.
https://www.binsarhutabarat.com/2022/10/merindukan-perjamuan-kudus.html
Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/Sm6Myy
http://dlvr.it/Sm6Myy
Subscribe to:
Posts (Atom)
Binsar Antoni Hutabarat: Kebohongan Sekte Setan!
Binsar Antoni Hutabarat: Kebohongan Sekte Setan! : Kebohongan Satanic atau Sekte Setan! Informasi terkair beredarnya kitab satanic yan...
-
https://www.binsarhutabarat.com/2023/02/beda-dosen-home-base-dan-dosen-tetap.html Salah satu persoalan yang menyebabkan beberapa Pen...
-
https://bit.ly/3cDiTW5 ALUR PENELITIAN PERMASALAHAN----------------------------------- TEORI PENDUKUNG ...
-
http://dlvr.it/T2bHx8Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia ...