Friday, February 17, 2023

Ham bersifat universal, melekat dalam diri manusia

http://dlvr.it/SjZKJRKarya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjZSXJ

Rindu Dongeng Ibu

  Aku memang tak sebahagia mereka yang kerap mendengarkan dongeng dari ibu mereka pada masa kanak-kanak, maklum yang maha kuasa memanggil Ibu yang menjadi tempat ku bermanja-manja pada usia 7 tahun. Tiga adikku mungkin tak pernah ingat wajah ibu, kecuali foto ibu yang tertinggal dan berparas amat cantik.  Ada banyak kesan dan cerita indah tentang Ibu tercinta, meski bukan dongeng. Salah satunya adalah soal cinta, kasih sayang dan pengorbanannya yang selalu saja membuatku terharu meneteskan air mata jika tiba-tiba muncul ingatan tentang ibu. Menurut budaya Jawa, jika seorang anak yang memiliki tanggal lahir sama dengan ibunya, maksudnya tanggal dan bulan yang sama, maka anak itu biasanya dititipkan pada keluarga dekat yang lain. Artinya anak itu tidak boleh tinggal serumah dengan ibu yang melahirkannya.  Menurut keyakinan Jawa jika anak itu tidak dipisahkan dari ibunya, maka akan ada salah seorang yang dikalahkan, atau yang meninggal lebih cepat dari antara keduanya, biasanya adalah ibu. Entah benar atau tidak aku tak tahu pasti. Kejadian itu  terjadi dengan Bude ku (kakak dari ibu), karena memiliki tanggal lahir dan bulan yang sama, Bude dititipkan pada salah seorang keluarga mbah (orang tua ibu). Saudara-saudara ku kerap menjelaskan, betapa pahitnya hidup Bude itu, tak bisa menikmati kasih sayang dari orang tua kandungnya.  Ada kesedihan, kesendirian, kepahitan dalam diri mereka yng harus hidup jauh dari orang tua kandung, meski kebutuhan materi, sandang pangan, pendidikan semua tercukupi.  Mbah dan Bude hidup sampai usia lanjut, tapi, aku tak paham apakah karena pemisahan mereka berdua maka Mbah dan Bude dapat hidup sampai usia lanjut. Apakah itu dongeng atau bukan, sekali lagi aku tak paham. Berbeda dengan aku, meski memiliki tanggal lahir yang sama dengan Ibu, aku tetap dapat menikmati hidup bersama dengan kedua orang tuaku, aku juga masih sempat menikmati bermanja-manja dengannya. Setiap kali Ibu bepergian, aku kerap merengek ingin ikut, pendeknya Ibu tak boleh jauh dari ku. Pada saat Ibu meninggal usiaku baru tujuh tahun, aku hanya ingat Ibuku yang sedang sakit mendapat kunjungan seorang bidan, dulu ditempat kami bidan bukan hanya merawat orang yang akan melahirkan, tapi juga merawat mereka yang sakit, layaknya perawat atau dokter. Sepulang  bidan itu memeriksa kesehatan Ibu, aku hanya ingat seperti ada kepanikan di rumah karena kesehatan Ibu yang makin menurun, aku tidak diijinkan dekat-dekat dengan Ibu. Herannya waktu itu aku tidak merengek seperti biasanya, memaksa untuk ingin dekat dengan ibu.  Aku juga masih ingat bidan yang biasa merawat ibu datang ke rumah dan memberikan suntikan untuk mengobati Ibu. Setelah itu aku tidak ingat lagi apa yang terjadi. Aku hanya ingat ada banyak orang bekerumun di rumah, bahkan acara pemakaman Ibu pun aku tidak ingat, mungkin keluarga yang lain sengaja menjauhkan aku dari Ibu.  Sebagai anak yang sangat dekat dengan Ibu, umumnya keluarga juga tahu sifat keras kepala ku yang kerap memaksa untuk dekat dengan Ibu. Jeritan keras yang melengking tinggi, yang kerap jadi senjata untuk memaksa keinginanku, tentu saja akan menggangu suasana duka saat itu. Itulah sebabnya mungkin aku dijauhkan dari jasad Ibu agar tidak menggangu acara pemakaman.  Aku hanya ingat Ibu dimakamkan di Tanah Kusir, beberapa kali aku dan keluarga berkunjung ke makam Ibu. Tapi, setelah Ayahku menikah lagi , beliau menikah tidak lama setelah Ibu meninggal, setelah itu aku jarang berkunjung ke makam Ibu. Ada yang hilang dengan kepergian ibu, tapi aku tak paham… Salah satu yang menjadi persoalan denganku disekolah adalah persoalan tanggal lahir. Guru sering bertanya mana tanggal lahir yang pasti. Orang tuaku pernah mengatakan ada perubahan tanggal lahir karena ayahku salah memberikan tanggal lahir pada catatan sipil.  Karena itu, yang aku punya sekarang adalah akte dengan perubahan tanggal lahir yang ditetapkan pengadilan. Berdasarkan perbaikan akta lahir itu kemudian aku memiliki tanggal yang lebih pasti, karena setidaknya ada dokumen yang jelas. Tanggal lahir itulah yang sekarang tertera di KTP ku.  Kakakku pernah bilang, tanggal lahir di akte kelahiran ku salah, kemudian dia memberitahukan tanggal lahir yang sesungguhnya. Aku diam saja, aku tak pernah paham mengapa tanggal kelahiranku bisa berubah-ubah, bahkan nama panggilanku  pun ada dua nama,  tapi aku tak pernah peduli tentang hal itu, apa sich arti sebuah nama? Apa sich arti tanggal lahir? Yang penting ada dokumen legal yang menjelaskan kapan aku dilahirkan. Bukankah banyak orang seusia kakek nenekku tak pernah tahu tanggal lahirnya, kecuali mencocokkannya dengan usia pohon besar yang ada disekitar rumah atau dikebun. Beberapa tahun lalu aku mengunjungi pusara Ibu, kebetulan aku ikut mengurus perpanjangan makam Ibu. Pada pusara itu aku baca tanggal lahir Ibuku sama dengan tanggal lahir ku seperti yang kerap diberitahu kakakku.  Ach, Ibu, kau benar pahlawanku…kau rela mati untukku…Biarlah hidupku kupersembahkan bagi hormatmu. Berbahagialah Ibu disisi Tuhan yang amat baik. Aku tahu Tuhan yang memanggilmu Ibu! Ibu kerap membawa kami kesekolah minggu. Selamat berbahagia di surga kekal ibu. Kasih dan pengorbananmu tak pernah kulupakan. https://www.binsarhutabarat.com/2023/02/rindu-dongeng-ibu.html Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjXlHt

Menunggu Kapal Very untuk ke pulau Samosir dari Ajibata, Parapat.

http://dlvr.it/SjWvT6Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjX1ZZ

Thursday, February 16, 2023

Siap kembali ke Parapat dari Samosir

http://dlvr.it/SjVBc2Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjVGSm

Wednesday, February 15, 2023

Soal Perjokian Guru Besar

 Penelusuran Kompas terkait perjokian di pendidikan tinggi untuk mendapatkan Guru Besar tentu sangat memprihatinkan. Pertanyaannya kemudian, apa yang harus dilakukan untuk memutus rantai perjokian Guru Besar yang memang sangat merugikan masyarakat, bangsa dan negara. Jabatan guru besar sesungguhnya penghargaan pemerintah terhadap kontribusi kecendikiawanan seorang Guru Besar. Karya-karya Guru Besar sejatinya memiliki dampak bagi peningkatan kesejahteraan rakyat yang menjadi tugas pemerintah, itu sebabnya pemerintah berterima kasih terhadap sang Guru Besar itu dan memberikan jabatan dan honor atas jabatan Guru Besar yang telah membantu tugas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Karena Guru Besar memiliki kontribusi penting bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, pembangunan masyarakat Idonesia yang adil dan sejahtera, maka pelaksana kebijakan yang menjalankan mekanisme yang ditetapkan untuk menjadi Guru Besar mestinya tidak merepotkan calon Guru Besar, apalagi ada kabar bahwa untuk menjadi Guru Besar Dosen mesti mengeluarkan biaya mahal. Belum lagi untuk pengukuhan Guru Besar yang biasanya diadakan di Perguruan Tinggi, calon Guru Besar harus mengeluarkan biaya tidak sedikit. Persoalan yang ada daalam proses menjadi Guru Besar bukan hanya masalah perjokian, tapi juga masalah birokrasi yang korup. Terkait dengan perjokian, menurut saya masalahnya adalah minimnya kelompok riset pada perguruan tinggi. Banyak karya-karya ilmiah sekadar hadir pada Jurnal bereputasi bukan karya yang dihasilkan dari penelitian yang mendalam. Publikasi karya ilmiah di jurnal jurnal internasional dan juga jurnal-jurnal nasional jika kita mengamati minim dengan temuan-temuan baru, karenamemang karya-karya itu hasil pengembangan tulisan-tulisan terdahulum, bukan pengembangan hasil riset terdahulu. Padahal Jurnal ilmiah mestinya adalah hasil penelitian, meski Jurnal ilmiah berbeda dengan laporan penelitian seperti Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Perguruan tinggi di Indonesia perlu menetapkan Road Map Penelitian, mengintegrasikan Penelitian dengan Pengabdian Masyarakat dan Pendidikan, pengajaran. Tapi, bagaimana itu bisa terjadi bila kelompok-kelompok riset yang merupakan pengembangan keilmuan itu tidak ada atau tidak aktif melaksanakan Penelitian?  Herannya meski tanpa kelompok-kelompok riset artikel yang terbit di Jurnai internasional terus saja bertambah dan tentu saja kita tidak heran jika meningkatnya artikel di Jurnal Internasional dan Jurnal  nasional terindeks Sinta itu tanpa kontribus berarti bagi pengembangan keilmuan, apalagi bagi kesejahteran masyarakat Indonesia.https://www.binsarhutabarat.com/2023/02/soal-perjokian-guru-besar.html Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjR4yt

Mempersiapkan Menulis Disertasi


The Dissertation Journey: A Practical and Comprehensive Guide to Planning, Writing, and Defending Your Dissertation (Updated) Third Edition (Revised Edition) 





 Disertasi adalah puncak pencapaian seorang mahasiswa doktoral untuk memberikan kontribusinya bagi kemajuan masyarakat. Secara bersamaan juga menjadi awal kontribusi kecendikiawanannya yang perlu terus ditingkatkan. Menulis disertasi menjadi sebuah ukuran apakah seorang lulusan doktoral itu dapat menguasai pengetahuan kualifikasi doktoral yang kemudian tampil menjadi kompetensi lulusan doktoral itu.

Untuk membuat sebuah disertasi, seorang mahasiswa perlu mengetahui bidang yang dikuasainya, dan kemudian menentukan topik penelitiannya. Setelah itu  perlu dilakukan pembatasan topik, untuk selanjutnya menetukan tujuan penelitian, yang kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah, serta melihat apakah ada kebaruan dalam karya penelitian itu.

pada penyusunan disertasi utamanya dosen akan memerhatikan bagaimana penguasaan prosedur penelitian disertasi tersebut, karena melalui prosedur penelitian yang benar, diharapkan terdapat hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Karena itu, untuk membuat sebuah disertasi mahasiswa doktoral perlu memguasa prosedur penelitian dan penulisan. Pengadaan buku-buku berupa manual penelitian dan penulisan sangat penting untuk keberhasilan penyelesaian sebuah disertasi.


https://www.kti.binsarhutabarat.com/2021/04/mempersiapkan-menulis-disertasi.html


Tuesday, February 14, 2023

Pemandangan Danau Toba dari bukit senyum, Parapat.

http://dlvr.it/SjPYkTKarya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjPgQx

Binsar Antoni Hutabarat: Kebohongan Sekte Setan!

Binsar Antoni Hutabarat: Kebohongan Sekte Setan! :   Kebohongan Satanic atau Sekte Setan! Informasi terkair beredarnya kitab satanic yan...