Thursday, February 16, 2023

Siap kembali ke Parapat dari Samosir

http://dlvr.it/SjVBc2Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjVGSm

Wednesday, February 15, 2023

Soal Perjokian Guru Besar

 Penelusuran Kompas terkait perjokian di pendidikan tinggi untuk mendapatkan Guru Besar tentu sangat memprihatinkan. Pertanyaannya kemudian, apa yang harus dilakukan untuk memutus rantai perjokian Guru Besar yang memang sangat merugikan masyarakat, bangsa dan negara. Jabatan guru besar sesungguhnya penghargaan pemerintah terhadap kontribusi kecendikiawanan seorang Guru Besar. Karya-karya Guru Besar sejatinya memiliki dampak bagi peningkatan kesejahteraan rakyat yang menjadi tugas pemerintah, itu sebabnya pemerintah berterima kasih terhadap sang Guru Besar itu dan memberikan jabatan dan honor atas jabatan Guru Besar yang telah membantu tugas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Karena Guru Besar memiliki kontribusi penting bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, pembangunan masyarakat Idonesia yang adil dan sejahtera, maka pelaksana kebijakan yang menjalankan mekanisme yang ditetapkan untuk menjadi Guru Besar mestinya tidak merepotkan calon Guru Besar, apalagi ada kabar bahwa untuk menjadi Guru Besar Dosen mesti mengeluarkan biaya mahal. Belum lagi untuk pengukuhan Guru Besar yang biasanya diadakan di Perguruan Tinggi, calon Guru Besar harus mengeluarkan biaya tidak sedikit. Persoalan yang ada daalam proses menjadi Guru Besar bukan hanya masalah perjokian, tapi juga masalah birokrasi yang korup. Terkait dengan perjokian, menurut saya masalahnya adalah minimnya kelompok riset pada perguruan tinggi. Banyak karya-karya ilmiah sekadar hadir pada Jurnal bereputasi bukan karya yang dihasilkan dari penelitian yang mendalam. Publikasi karya ilmiah di jurnal jurnal internasional dan juga jurnal-jurnal nasional jika kita mengamati minim dengan temuan-temuan baru, karenamemang karya-karya itu hasil pengembangan tulisan-tulisan terdahulum, bukan pengembangan hasil riset terdahulu. Padahal Jurnal ilmiah mestinya adalah hasil penelitian, meski Jurnal ilmiah berbeda dengan laporan penelitian seperti Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Perguruan tinggi di Indonesia perlu menetapkan Road Map Penelitian, mengintegrasikan Penelitian dengan Pengabdian Masyarakat dan Pendidikan, pengajaran. Tapi, bagaimana itu bisa terjadi bila kelompok-kelompok riset yang merupakan pengembangan keilmuan itu tidak ada atau tidak aktif melaksanakan Penelitian?  Herannya meski tanpa kelompok-kelompok riset artikel yang terbit di Jurnai internasional terus saja bertambah dan tentu saja kita tidak heran jika meningkatnya artikel di Jurnal Internasional dan Jurnal  nasional terindeks Sinta itu tanpa kontribus berarti bagi pengembangan keilmuan, apalagi bagi kesejahteran masyarakat Indonesia.https://www.binsarhutabarat.com/2023/02/soal-perjokian-guru-besar.html Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjR4yt

Mempersiapkan Menulis Disertasi


The Dissertation Journey: A Practical and Comprehensive Guide to Planning, Writing, and Defending Your Dissertation (Updated) Third Edition (Revised Edition) 





 Disertasi adalah puncak pencapaian seorang mahasiswa doktoral untuk memberikan kontribusinya bagi kemajuan masyarakat. Secara bersamaan juga menjadi awal kontribusi kecendikiawanannya yang perlu terus ditingkatkan. Menulis disertasi menjadi sebuah ukuran apakah seorang lulusan doktoral itu dapat menguasai pengetahuan kualifikasi doktoral yang kemudian tampil menjadi kompetensi lulusan doktoral itu.

Untuk membuat sebuah disertasi, seorang mahasiswa perlu mengetahui bidang yang dikuasainya, dan kemudian menentukan topik penelitiannya. Setelah itu  perlu dilakukan pembatasan topik, untuk selanjutnya menetukan tujuan penelitian, yang kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah, serta melihat apakah ada kebaruan dalam karya penelitian itu.

pada penyusunan disertasi utamanya dosen akan memerhatikan bagaimana penguasaan prosedur penelitian disertasi tersebut, karena melalui prosedur penelitian yang benar, diharapkan terdapat hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Karena itu, untuk membuat sebuah disertasi mahasiswa doktoral perlu memguasa prosedur penelitian dan penulisan. Pengadaan buku-buku berupa manual penelitian dan penulisan sangat penting untuk keberhasilan penyelesaian sebuah disertasi.


https://www.kti.binsarhutabarat.com/2021/04/mempersiapkan-menulis-disertasi.html


Tuesday, February 14, 2023

Pemandangan Danau Toba dari bukit senyum, Parapat.

http://dlvr.it/SjPYkTKarya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjPgQx

agama-agama perlu saling belajar untuk saling memperkaya

http://dlvr.it/SjM85YKarya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjMFCt

Monday, February 13, 2023

Danau Toba dilihat dari tempat wisata Kaldera, Indah luar biasa.

http://dlvr.it/SjKf6bKarya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjKxN0

Kultur Perdamaian.



 Kultur Perdamaian Kita mungkin harus belajar dari mereka yang mendasari pemikiran gerakan perdamaian yang lebih berkonsentrasi pada apa yang disebut kultur damai, yakni gagasan bahwa, betapapun ambisius dan hebatnya proyek perdamaian internasional, proyek ini tidak dapat diimplementasikan, kecuali, manusia sebagai individu dan hewan sosial, menjadi lebih berorientasi pada perdamaian, entah itu dalam negara atau ditingkat internasional.  Hadirnya perdamaian bukan merupakan konsekwensi dari pembentukan beberapa macam otoritas intergovermental yang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan. Perdamaian hadir   sebagai hasil dari hubungan nilai individual dan hubungan sosial individual. Pendukung aliran ini mencakup Pacifism absolud, yakni komitmen individu nonkekerasan, yang diekspresikan oleh Mahatma Gandhi misalnya. Kultur perdamaian juga diyakini oleh umat beragama. Kristen dan Islam mengakui bahwa dunia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. Tuhan Yang Esa tersebut juga berdaulat atas dunia ini, dan telah memerintahkan kepada kedua agama itu untuk hidup “mengasihi Allah dan sesamanya,”yang dikenal dengan sebutan kata bersama (common word). Maka manusai wajib hidup damai dengan sesamanya. Dalam pesan tersebut juga dinyatakan bahwa sesungguhnya Umat Islam dan Kristen sama-sama mengakui adanya Allah yang esa dan kedua agama sama-sama diperintahkan untuk mengasihi Allah dan sesamanya, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”Mengembangkan kultur perdamaian dalam gerakan perdamaian merupakan sesuatu yang telah dikerjakan agama-agama sejak lampau. Pemikiran ini juga diimplementasikan dalam perjuangan gerakan perdamaian agama-agama lain. Panggilan untuk hidup rukun dan damai adalah panggilan semua agama.  Agama-agama memiliki tanggung jawab mulia, yakni menciptakan kedamaian di bumi, sebagaimana dikatakan oleh Hans Kung, “tidak mungkin ada kedamaian tanpa kedamaian di antara agama-agama. Sebagai seorang yang beragama, tidaklah patut berbicara tentang kedamaian tanpa berusaha untuk hidup damai dengan agama-agama lain. Berarti juga hidup berdamai dengan semua orang. Semua negara di bumi ini harus mengakui bahwa semua manusia beragama di dunia ini, termasuk mereka yang sedang berseteru di Suriah, persaudaraan sejati dan perdamaian bersemayam dalam hati manusia beragama, hanya saja mata air persaudaraan dan perdamaian itu sedang tersumbat di Suriah. Kewajiban semua negara di dunia ini adalah mengupayakan bagaimana mata air persaudaraan dan perdamaian di Suriah bisa kembali mengalir, tentunya harus dengan cara-cara damai serta menjauhi kekerasan. Binsar A. Hutabarathttps://www.binsarhutabarat.com/2023/02/kultur-perdamaian.html Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Akademik, Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, Hubungan Agama dan Masyarakat, Hak Asasi Manusia
http://dlvr.it/SjKcrT

Binsar Antoni Hutabarat: Kebohongan Sekte Setan!

Binsar Antoni Hutabarat: Kebohongan Sekte Setan! :   Kebohongan Satanic atau Sekte Setan! Informasi terkair beredarnya kitab satanic yan...